Oleh: Wagiman, S.Si
Pagi itu saya menghadiri undangan acara yang bertajuk “Apresiasi Wirausaha Belia MOMENKU SIAP BERKEMAS Angkatan 3 Tahun 2024. Acara digelar Rabu 30 Oktober 2024, dimulai pukul 08.30 WIB di sebuah hotel lumayan megah, Hotel Grand Rohan Yogyakarta. Kalau saya lihat dari lembar undangan yang saya terima, yang lumayan tebal bersampul layaknya undangan menghadiri resepsi pernikahan atau acara-acara bergengsi lainnya, sepertinya acara tersebut cukup mewah atau melibatkan banyak pejabat tinggi. Karena itulah, ketika bertolak dari kantor menuju lokasi, di kepala saya sudah dipenuhi dengan berbagai tanya dan persepsi.
MOMENKU SIAP BERKEMAS adalah singkatan dari Model Manajemen Kelompok Usaha Siswa Partisipasi Berantas Kemiskinan Masyarakat. Program tersebut adalah pendidikan kewirausahaan di sekolah yang dimodifikasi dengan model inkubasi yang dimulai dari penyadaran, pemberdayaan, pengembangan dan pemantapan. Program tersebut melibatkan mitra dari dunia usaha dunia industri. Adapun stimulant juga diberikan kepada kelompok usaha siswa dalam bentuk beasiswa melalui proses yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY. Program ini dimaksudkan agar peserta yang merupakan siswa SMA SMK memiliki jiwa wirausaha sehingga dengan keterampilan yang dimilikinya para siswa tersebut tidak harus melamar kerja tetapi siap untuk membuka lapangan kerja.
Acara yang saya ikuti pagi itu adalah angkatan ke-3 dari acara serupa. Artinya sebenarnya telah berjalan dua kali. Namun karena baru pada angkatan ke-3 ini terdapat Siswa SMK Muhammadiyah Berbah yang berhasil terpilih menjadi salah satu kelompok usaha maka pengenalan saya akan program MOMENKU SIAP BERKEMAS menjadi lebih lengkap baru pada periode itu.
Dari mulai memasuki ruangan saya sudah melihat pemandangan yang lumayan mewah. Terdapat suguhan band orkestra dari SMK N 2 Kasihan atau yang dulu dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik. Di depan terdapat panggung berukuran sangat luas dilengkapi dengan lighting warna warni. Ruang ballroom yang sangat lapang dengan meja bundar berkelompok-kelompok. Fotografer dan wartawan cukup banyak lalu-lalang mengabadikan momen-momen di acara tersebut. Di sebelah luar sudah tersaji berbagai menu khas hotel berbintang yang dapat dinikmati oelh semua peserta kegiatan.
Para siswa penerima beasiswa Wirausaha Belia berkelompok di sebelah kiri karena mereka harus menjalani prosesi wisuda sebagai Wirausaha Belia. Seorang pemandu mengatur bagaimana peserta berjajar secara urut untuk memperlancar prosesi wisuda nantinya. Siswa putra mengenakan setelan jas warna hitam dan berdasi, sedang siswa putri menggunakan kebaya dan kerudung warna merah menyala. Kesan yang tertangkap mata adalah betapa seriusnya program ini dijalankan. Wisuda akan dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diwakili oleh wakil gubernur.
Saya duduk pada sebuah meja kedua dari depan dan paling kanan, bersama Kepala Balai Dikmen Sleman, Balai Dikman Kota Yogyakarta, beserta beberapa kepala sekolah SMK Negeri di Yogyakarta. Memang untuk periode 3 ini siswa dari SMK swasta yang memperoleh biasiswa Program Wirausaha Belia tidak terlalu banyak. Salah satu SMK swasta yang memperoleh kesempatan beasiswa tersebut adalah SMK Muhammadiyah Berbah.
Tentu saja wisuda yang dilakukan bukan menjadi akhir kisah bagi para peserta yang diwisuda. Mereka semua sebenarnya adalah bibit-bibit wirausahawan yang memikul harapan besar dari Pemerintah Daerah DIY yang diharapkan menjadi seorang pengusaha muda yang tidak sekedar sebagai pencari kerja akan tetapi mampu untuk membuka lapangan kerja.
Salah satu ciri negara maju adalah jumlah pengusaha setidaknya 12% dari seluruh populasi penduduk di negara tersebut. Saat ini di Indonesia baru terdapat 3,6 persen pengusaha dibanding dengan seluruh populasi yang ada. Di DIY rasio pengusaha adalah 4% dibanding total populasi di DIY. Memang sedikit lebih baik dari angka rasio secara nasional. Namun demikian angka tersebut terbilang masih sangat kecil untuk mencapai rasio 12%. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Jepang, Inggris, Perancis dan Singapura sudah mencapai rasio dua digit jumlah pengusaha dibanding jumlah populasi di negaranya.
Jadi karena itu memang dapat dipahami apabila Dinas Dikpora DIY sangat serius melaksanakan program MOMENKU SIAP BERKEMAS sebagai salah satu upaya sistematis dari dunia pendidikan untuk mencetak para calon-calon Pengusaha Muda, mengatasi pengangguran, memperkecil angka kemiskinan dan memupuk jiwa enterpreneur. Peradaban sebuah negara tergantung pada pendidikan. Apapun bidang yang akan dikembangkan maka pendidikan adalah jalan terbaik.
Acara Wisuda Wirausaha Belia dari program MOMENKU SIAP BERKEMAS adalah bentuk apresiasi dari Pemerintah Daerah kepada para siswa yang merintis usaha. Di samping itu harapan besar dari para pemimpin di DIY agar semua sekolah khususnya SMK menaruh perhatian yang besar bagi tersemainya para wirausaha muda. Sekolah harus mampu memberikan dorongan agar para siswa memiliki kompetensi kewirausahaan yang cukup sebagai bekal berkiprah di dunia usaha. Kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi negeri kita akan menjadi negara maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Web SMKMuhberbah.com menggunakan dofollow, untuk memberikan apresiasi sedikit backlink kepada yang mau sudi mampir dan berkomentar.
Namun kami tidak menerima komentar berupa spam sehingga kami memoderasi setiap komentar, dan akan kami menghapus selamanya setiap komentar dengan link hidup.
Terima kasih