Banner 728x90px

Literasi Digital Perspektif Budaya : Menghidupkan Kemajemukan, Menguatkan Kebanggaan Indonesia Maju di Dunia Digital


Total Kunjungan Anda:
Oleh : Gigih Taufik Ismail, S.Hum.

SMK MUHAMMADIYAH BERBAH- pada hari Sabtu, 24 September 2022, SMK Muhammadiyah menjadi tempat dalam kunjungan sosialisasi program pengabdian masyarakat bertema, "Pemberdayaan Cerdas Digital Menuju Kawasan Berkemajuan" untuk Pimpinan Cabang dan Ranting Aisyiyah Berbah. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan, melalui bidang doktoral. Pembawa acara dan sekaligus pemateri dalam acara tersebut adalah Dr. Sri Rosiana, MA, Hanif Cahyo Adi Kistoro, S.Ag., MA dan Sutipyo Ru’iya, M.Si. Pembahasan yang diangkat adalah literasi digital perspektif budaya : Menghidupkan Kemajemukan, Menguatkan Kebanggaan Indonesia Maju di Dunia Digital. Dr. Rosiana memberikan penjelasan mengenai budaya berdigital melalui pengenalan makna dari kemajemukan merupakan sebuah keniscayaan, ancaman kemajemukan dan kebangsaan, uapaya menguatkan kemajemukan dan kebangsaan di dunia digital, dan menguatkan kebanggaan Indonesia maju di dunia digital. Ia berpendapat bahwa, kemajemukan budaya yang dirasakan oleh bangsa Indonesia disebabkan keberagaman pemikiran, suku dan budaya. Keberagaman ini perlu sikap bijak dalam menghadapi perbedaan. Sikap bijak yang dilakukan adalah dengan melihat dan menghormati nilai-nilai kebaikan yang ada dalam setiap ajaran/ keyakinan atau background orang lain. Pemikiran dengan melihat background orang lain serta melihat kebaikan didalamnya, maka dapat meredam perpecahan di bangsa Indonesia. Contoh yang nyata adalah memberikan teladan yang terbaik bagi lingkungan seperti Aisyiyah dan Muhammadiyah yang senantiasa berkiprah dalam memajukan kehidupan bangsa. Pembahasan kedua adalah ancaman kemajemukan dan kebangsaan. Bahaya yang dihasilkan oleh masalah ini yaitu apabila seseorang atau kelompok mengabaikan nilai hak-hak kelompok serta melakasanakan melakukan pembenaran sendiri-sendiri daripada esensi yaitu kebenaran sebenar-benarnya. 

Sensus dan penelitian yang telah dilaksanakan memberikan informasi yang cukup tentang peta keberagaman di dunia digital. Peta keberagamaan di dunia digital melalui empat fase yaitu, pertama konten misoginis meningkat. Arti dari fase pertama ini ialah kencenderungan untuk memandang rendah perempuan. Kasus yang beredar dan terjadi dimasyarakat sekitar ialah kekerasan seksual, KDRT, dan lain sebagainya. Jumlah konten yang jenis ini menyebar dan meningkat di Indonesia sebesar 24%. Contoh yang muncul dari kasus tersebut dimulai dari pelecehan seksual yang menimpa pelajar selama pandemic dan lain sebagainya. Kedua, sumber konservatif banyak dikunjungi. Sumber digital konservatif atau tekstual dikunjungi sepuluh kali lipat daripada sumber digital agama yang modera-progresif (Kurnia, 2014). Situs konservatif selama pandemic lebih sering dikunjungi orang-orang Indonesia. Situs-situs ini merambah hingga ke pemikiran keagamaan di Indonesia. Contoh yang muncul ialah ketika seseorang mengunjungi web muslim.or.id. Situs-situs ini menampilkan ideologi salafi-ortodok. Channel-channel mereka mendominasi pada mesin google, bahkan web modera-progresif seperti suaramuhammadiyah.com dan nu.or.id terbilang sedikit sekali view. Apa yang lantas kita lakukan ? tentu memasifkan moderasi (sikap memilah dan faham agama) itu sendiri. Ketiga, konservatif mendominasi yaitu dengan bermunculan web-web berbasis relasi ideologi mulai dengan gerakan wahabi-revivalis islamisme, khilafah-islamisme, ormas-santri, dan milenial multikurtural. 

Sebagai contoh web dengan faham wahabi-islamisme ialah portalislam.com, arrahmah.com, eramuslim.com, dakwatuna.com. hal ini perlu kita fahami sebaik mungkin dalam memilah sumber yang akan kita kunjungi. Hal ini disebabkan bisa mempengaruhi pemikiran keberagamaan kita. Keempat, perempuan lebih religious. Kita tahu bahwa akhir-akhir ini ada acara keagamaan di televisi. Semua jamaah yang ada adalah perempuan mendominasi. Mereka aktif di acara-acara keagamaan di dunia digital. Mulai dari podcast hingga channel youtube. Tentu kondisi seperti ini perlu difahami dengan seksama dan berhati-hati. 


Lantas bagaimana dengan sikap kita dengan kemajemukan di dunia digital ? ada beberapa langkah yaitu pertama,  mempunyai kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat, Kedua, menghargai berbagai macam karakteristik manusia. Ketiga, bersikap ramah dengan orang lain dan selalu berfikir positif. Keempat, tidak mudah left group, tidak mengeluarkan teman yang berbeda pendapat whatsapp group (delete, block, unfriend). Semuanya jika dilaksanakan tidak akan memunculkan konflik yang ada di dunia digital. Semoga kita semua dapat menyikapi media dengan wawasan yang luas dan fikiran dingin dalam bertindak di medsos. Semoga Allah memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita. Aamiin.  
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Web SMKMuhberbah.com menggunakan dofollow, untuk memberikan apresiasi sedikit backlink kepada yang mau sudi mampir dan berkomentar.
Namun kami tidak menerima komentar berupa spam sehingga kami memoderasi setiap komentar, dan akan kami menghapus selamanya setiap komentar dengan link hidup.
Terima kasih