Teaching Factory (TEFA) di SMK Muhammadiyah Berbah

Oleh: Haifan Nur Kholis, S.Pd

Program Teaching Factory (TEFA) di SMK Muhammadiyah Berbah bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendekati kondisi dunia industri, sekaligus memberikan pengalaman langsung bagi siswa jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) dalam mengembangkan keterampilan yang relevan dengan industri otomotif modern. Salah satu program unggulan yang tengah dikembangkan adalah konversi sepeda motor konvensional menjadi motor listrik. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis kepada siswa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Tujuan Pelaksanaan TEFA Konversi Motor Listrik

Program ini memiliki beberapa tujuan penting, antara lain:

1. Peningkatan Kompetensi Teknikal: Membekali siswa dengan kemampuan konversi motor listrik, yang meliputi pemahaman tentang komponen utama motor listrik, sistem kontrol, dan teknik instalasi.

2. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan: Mendorong siswa untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas buang melalui pengenalan kendaraan berbasis listrik.

3. Peningkatan Peluang Kerja: Memberikan keahlian yang semakin dibutuhkan oleh pasar kerja, terutama di tengah meningkatnya minat dan permintaan terhadap kendaraan listrik.

4. Kolaborasi dengan Industri: Melibatkan perusahaan mitra untuk memberikan pelatihan dan mendukung siswa dalam pelaksanaan proyek-proyek yang relevan dengan industri konversi motor listrik.

Tahapan Pelaksanaan Program

1. Persiapan Infrastruktur dan Fasilitas: SMK Muhammadiyah Berbah menyiapkan fasilitas bengkel yang sesuai dengan standar industri untuk proses konversi motor listrik. Bengkel dilengkapi dengan peralatan khusus, seperti baterai, motor listrik, controller, dan peralatan pendukung lainnya.

2. Pelatihan dan Pembekalan Kompetensi: Para siswa mendapatkan pelatihan dasar mengenai teknik konversi, seperti memahami fungsi setiap komponen, teknik instalasi motor listrik, dan perawatan baterai. Selain itu, guru dan teknisi juga dilibatkan dalam pelatihan bersama dengan industri untuk memastikan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

3. Pelaksanaan Proyek Konversi Motor Listrik: Setiap siswa diberikan proyek untuk mengonversi sepeda motor berbahan bakar bensin menjadi motor listrik. Proses ini mencakup berbagai tahap, mulai dari analisis kondisi kendaraan, perancangan dan pemilihan komponen, hingga instalasi dan uji coba.

4. Evaluasi dan Uji Kelayakan: Setelah konversi selesai, motor listrik diuji untuk memastikan kelayakan performa dan keamanannya. Proses evaluasi ini dilakukan bersama mitra industri dan melibatkan parameter-parameter penting, seperti efisiensi energi, kestabilan motor, dan keamanan saat digunakan.

5. Pemasaran dan Promosi Produk: Untuk memperkenalkan produk hasil konversi kepada masyarakat, SMK Muhammadiyah Berbah bekerja sama dengan industri untuk memasarkan sepeda motor listrik yang telah dikonversi. Hal ini membuka peluang komersial serta menjadi media pembelajaran bagi siswa untuk memahami proses bisnis.

Dampak Positif Program TEFA Motor Konversi Listrik

Program TEFA dengan kompetensi konversi motor listrik memberikan berbagai dampak positif, antara lain:

- Meningkatkan Kualitas Lulusan: Siswa yang terlibat dalam program ini memiliki keahlian yang lebih spesifik dan siap bekerja di bidang konversi kendaraan listrik.

- Memberikan Nilai Tambah pada Lingkungan: Penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi dampak negatif emisi gas buang, sehingga program ini turut mendukung keberlanjutan lingkungan.

- Mendorong Inovasi dan Kreativitas: Siswa diberikan kesempatan untuk merancang dan mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan energi masa depan.

Program Teaching Factory di SMK Muhammadiyah Berbah ini menjadi salah satu contoh inovatif dalam pendidikan vokasi yang berorientasi pada kebutuhan industri masa depan. Melalui kompetensi konversi motor listrik, siswa tidak hanya dibekali dengan keterampilan teknis yang relevan, tetapi juga kesadaran terhadap pentingnya teknologi ramah lingkungan.