Oleh : Wahyu Nor Rozi
Muhammadiyah telah mengimplementasikan konsep Pancasila sebagai Darul al-‘Ahdi Wasy Syahadah. Konsep ini diformalkan pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar. Ini menekankan Pancasila sebagai perjanjian dasar (Darul Ahdi) dan kesaksian (Darul Syahadah) atas komitmen Muhammadiyah dan komunitas Muslim yang lebih luas terhadap negara Indonesia.
Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam, memastikan bahwa prinsip-prinsip Pancasila selaras dengan nilai-nilai Islam. Pendekatan ini bertujuan untuk memupuk persatuan dan harmoni dalam masyarakat Indonesia yang beragam, mempromosikan toleransi, keberagaman, dan pembelajaran aktif.
Bagaimana Muhammadiyah mengimplementasikan konsep ini dalam pendidikan?
Muhammadiyah mengimplementasikan konsep Pancasila sebagai Darul al-‘Ahdi Wasy Syahadah dalam pendidikan melalui berbagai cara yang mencakup integrasi nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam. Berikut beberapa langkah yang diambil:
1. Penguatan Pendidikan Karakter: Muhammadiyah menekankan pentingnya pendidikan karakter yang mencakup nilai-nilai religius, patriotisme, kepedulian sosial, dan toleransi. Ini dilakukan melalui kegiatan akademik dan non-akademik seperti shalat lima waktu, upacara bendera, dan kegiatan sosial seperti infaq dan shadaqah¹.
2. Kurikulum Berbasis Pancasila dan Islam: Kurikulum di sekolah-sekolah Muhammadiyah dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam. Ini mencakup pengajaran tentang pentingnya hidup bersih dan sehat, sikap moral, dan perilaku yang baik¹.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler: Berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, olahraga, dan seni juga digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Islam. Kegiatan ini membantu siswa belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah¹.
4. Pelatihan Guru: Guru-guru di sekolah Muhammadiyah diberikan pelatihan untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila dan Islam secara efektif. Ini termasuk pelatihan tentang metode pengajaran yang inovatif dan penggunaan teknologi dalam pendidikan².
5. Kolaborasi dengan Komunitas: Muhammadiyah juga bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan Islam. Ini termasuk program-program pengabdian masyarakat dan kegiatan sosial yang melibatkan siswa dan guru².
Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah berusaha untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berkomitmen pada nilai-nilai Pancasila dan Islam.
Tantangan penetapan Pancasila sebagai Darul al-‘Ahdi Wasy dalam pendidikan
Implementasi konsep Pancasila sebagai Darul al-‘Ahdi Wasy Syahadah oleh Muhammadiyah dalam pendidikan menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama:
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya. Tidak semua sekolah Muhammadiyah memiliki sumber daya yang memadai, baik dari segi finansial, fasilitas, maupun tenaga pengajar yang terlatih. Keterbatasan ini dapat menghambat pelaksanaan program-program yang direncanakan.
Selain itu, terdapat perbedaan pemahaman dan interpretasi tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dan Islam harus diintegrasikan dalam kurikulum. Perbedaan ini bisa menyebabkan inkonsistensi dalam penerapan di berbagai sekolah.
Resistensi terhadap perubahan juga menjadi tantangan. Beberapa guru dan staf mungkin merasa nyaman dengan metode pengajaran tradisional dan menunjukkan resistensi terhadap perubahan atau inovasi baru yang diperkenalkan.
Keterbatasan teknologi adalah tantangan lain yang dihadapi. Meskipun ada upaya untuk mengembangkan modul digital, tidak semua sekolah memiliki akses yang memadai terhadap teknologi dan internet. Ini bisa menjadi hambatan dalam penerapan kurikulum berbasis teknologi.
Terakhir, pengawasan dan evaluasi penerapan konsep ini secara konsisten di semua sekolah Muhammadiyah bisa menjadi tantangan. Diperlukan sistem pengawasan yang efektif untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila dan Islam benar-benar diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya. Pertama, pelatihan dan pengembangan guru dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar nilai-nilai Pancasila dan Islam serta menggunakan teknologi dalam pendidikan.
Kedua, peningkatan fasilitas dan sumber daya di sekolah-sekolah Muhammadiyah diupayakan melalui kerjasama dengan pemerintah, swasta, dan komunitas.
Ketiga, sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, dan orang tua, dilakukan untuk menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dan Islam dalam pendidikan.
Keempat, pengembangan infrastruktur teknologi ditingkatkan di sekolah-sekolah untuk mendukung penggunaan modul digital dan metode pengajaran berbasis teknologi.
Terakhir, sistem pengawasan yang efektif dibangun untuk memastikan penerapan konsep ini berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, Muhammadiyah dapat lebih efektif dalam mengimplementasikan konsep Pancasila sebagai Darul al-‘Ahdi Wasy Syahadah dalam pendidikan, sehingga dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi siswa dan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Web SMKMuhberbah.com menggunakan dofollow, untuk memberikan apresiasi sedikit backlink kepada yang mau sudi mampir dan berkomentar.
Namun kami tidak menerima komentar berupa spam sehingga kami memoderasi setiap komentar, dan akan kami menghapus selamanya setiap komentar dengan link hidup.
Terima kasih