Dunia pendidikan kita sedang berada pada fase “memprihatinkan”. Maraknya aksi tawuran antar siswa, dengan memakan banyak korban jiwa, dan beberapa permasalahan dunia pendidikan kita dianggap sebagai bukti kegagalan sistim pendidikan nasional. Sebagian orang pun mendakwa kurikulum sebagai biang keroknya.
Bagi
sebagian orang, kurikulum sekarang ini hanya mengejar kemampuan akademis, namun
meninggalkan pembangunan budi-pekerti. Alhasil, terciptalah manusia-manusia
produk dunia pendidikan yang beringas
dan tidak humanis.
Berangkat
dari perkembangan dunia pendidikan nasional tersebut kemudian berkembang isu
bahwa pemerintah sedang merancang kurikulum pendidikan nasional yang baru.
Nantinya, anak-anak SD tak lagi dibebani dengan mata pelajaran bermuatan ilmu
pengetahuan. Sebaliknya, mereka digembleng pada pembangunan sikap dan
sekedar ilmu dasar (membaca, menulis, dan berhitung). Sedangkan SMP dan
SMU akan lebih diarahkan pada keterampilan dan pengetahuan.
Pendidikan
memang penting bagi sebuah bangsa. Dengan pendidikanlah sebuah bangsa membebaskan
rakyatnya dari kebodohan dan keterbelakangan. Selain itu, tak ada sistem
ekonomi dan sistem politik tanpa didasari sistim pendidikan. Sebab,
pendidikanlah yang mengenalkan kita pada nilai-nilai, mengenalkan keadaan,
mengenalkan kita sejarah, mengenalkan kita cara mengetahui rakyat kita, dan
lain-lain.
Karena
itu, pendidikan harus dijauhkan dari praktek kekerasan, paksaan, dan sistim
penghukuman. Model pendidikan seperti ini hanya akan melahirkan tipe manusia
penakut, rendah diri (inferioriycomplex), dan penurut seperti kerbau.
Manusia semacam ini tidak akan pernah berfikir bebas dan merdeka.
Sebaliknya,
pendidikan itu harus diselenggarakan secara egaliter, demokratis, dan ilmiah.
Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan kita, menyebutnya sebagai “sistem among”.
Di sini, sekalipun guru berperan sebagai pamong atau pemimpin yang berdiri di
belakang—dengan semboyan “Tut Wuri Handayani”—tetapi ia tak boleh menghalangi
kesempatan anak-didik untuk berjalan sendiri.
Dalam
hal kurikulum, pendidikan nasional mestinya mengajarkan nilai-nilai:
kemanusiaan, demokrasi, dan solidaritas. Nilai-nilai itu penting untuk membentuk
“manusia yang memanusiakan manusia”. Siswa harus diajar mengenali dirinya dan
hubungannya dengan manusia lain. Ia harus diajak untuk bisa mengenal kehidupan
orang tuanya dan rakyat banyak di sekitarnya. Pendidikan tidak boleh terpisah
dari masalah-masalah kehidupan yang dihadapi rakyat.
Ki
Hajar Dewantara sendiri mengusulkan lima azas dalam penyelenggaraan pendidikan:
kebangsaan, kebudayaan, kemerdekaan, kemanusiaan, dan kodrat alam. Jika lima
azas ini dipraktekkan, kata Ki Hajar, maka lahirlah manusia yang benar-benar
bisa diharapkan membangun bangsa dan kemanusiaan.
Mungkin,
itulah yang disebut pendidikan membentuk karakter. Bung Hatta sendiri
menganggap “mempertinggi karakter dan moral” sebagai tugas pokok pendidikan
nasional bangsa yang baru merdeka. Sebab, pendidikan karakter itulah yang
membebaskan sel-sel otak murid dari fikiran kolot, rendah diri (inferior-complex),
dan berfikir diri sendiri.
Para
siswa harus disadarkan, mereka bisa sekolah tidak bisa hanya karena
mengandalkan uang orang tua-nya saja. Akan tetapi, bangku, kursi, papan tulis,
ruang klas, dan lain-lain itu berasal dari anggaran negara. Dan anggaran negara
itu berasal dari uang rakyat. Karena itu, para siswa punya tanggung-jawab untuk
mengabdikan ilmunya kepada rakyat dan negaranya. Tak bisa ilmu itu hanya
digunakan untuk memperkaya diri sendiri.
Karena
itu, bagi kami, proses pembentukan sikap atau karakter itu tidak bisa hanya
dilakukan di jenjang SD. Akan tetapi, proses penggemblengan karakter itu harus
dilakukan terus-menerus dan berkesinambungan. Sebaliknya, anak SD juga harus
diberi peluang untuk diasah keterampilan dan pengetahuannya.
*disadur dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Web SMKMuhberbah.com menggunakan dofollow, untuk memberikan apresiasi sedikit backlink kepada yang mau sudi mampir dan berkomentar.
Namun kami tidak menerima komentar berupa spam sehingga kami memoderasi setiap komentar, dan akan kami menghapus selamanya setiap komentar dengan link hidup.
Terima kasih